Negara Brunei Darussalam , Negara Kecil, Yang Kaya Raya
Brunei darussalam, Negara ini memiliki arti Brunei tempat tinggal yang damai. Seperti kata pepatah “nama adalah doa”. Melihat negara Brunei Darussalam seperti mengaminkan pepatah tersebut.
Negara Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil, namun negara ini memiliki salah satu standar hidup tertinggi di dunia dan merupakan salah satu negara terkaya di Asia Tenggara. Tingkat kesejahteraan warga Brunei juga dianggap sebagai salah satu yang tertinggi diantara negara-negara Asia Tenggara.
Negara Brunei Darussalam adalah salah satu negara berdaulat yang berada di kawasan Asia Tenggara. Secara spesifik, Brunei terletak di pantai utara pulau Kalimantan. Wilayah utara negara ini berbatasan dengan laut Cina Selatan. Selain itu, hampir seluruh wilayah daratannya di kelilingi oleh wilayah negara bagian Sarawak, Malaysia. Bisa di katakan bahwa brunei darussalam adalah satu-satunya negara berdaulat sepenuhnya di pulau kalimantan, karena seperti yang kita tahu, sisa wilayah pulau ini dibagi antara wilayah Malaysia dan Indonesia.
Wilayah Negara Brunei Darussalam sendiri terdiri dari 2 bagian yang tidak terhubung yaitu bagian barat dan bagian timur, kedua wilayahnya ini dipisahkan oleh distrik Limbang Sarawak.
Total luas wilayah negara Brunei Darussalam adalah sebesar 5.765 kilometer persegi, yang jika kita bandingkan dengan luas daerah di indonesia, luas negara brunei masih sedikit lebih besar dari wilayah Kabupaten Pesisir Selatan di Provinsi Sumatera Barat, dengan luas wilayah 5.749 kilometer persegi.
Baca Juga:
20 Fakta Menarik Tentang Negara Suriname, Saudara Jauh Indonesia?
Secara administratif Brunei dibagi menjadi 4 wilayah atau distrik yaitu distrik Brunei-Muara, Belait dan Tutong di bagian barat, dan Distrik Temburong di bagian timur. Bagian barat yang memiliki wilayah lebih besar merupakan tempat tinggal bagi sekitar 97% penduduk Brunei sementara sisanya menempati bagian timur negara.
Bandar Seri Begawan yang terletak di distrik Brunei-Muara adalah kota terbesar dan juga ibu kota dari negara brunei darussalam. Pada tahun 2020 lalu, diperkirakan jumlah populasi penduduk Brunei adalah sebesar 460.345 jiwa.
Dalam populasi tersebut, warga negara Brunei sendiri berjumlah sekitar 331.800 jiwa, dan sisanya terdiri dari warganegara asing dengan sekitar 33.500 orang berstatus permanent residents dan sekitar 94.000 orang berstatus temporary residents.
Meski kebebasan beragama di jamin oleh undang-undang di Negara Brunei Darussalam namun secara resmi Brunei mengakui bahwa Islam adalah agama resmi negara. Diperkirakan lebih dari 80% populasi penduduk di negara ini mengidentifikasikan diri mereka sebagai pemeluk agama islam.
Selain Islam, agama lain yang dipraktekkan di negara Brunei Darussalam adalah Buddha dengan presentase sekitar 7%, agama Kristen juga dipraktekkan oleh penduduk dengan presentase sekitar 7%, dan sisanya menganut berbagai agama, termasuk agama asli atau aliran kepercayaan.
Bahasa resmi Brunei adalah bahasa Melayu, bahasa Melayu Brunei adalah bahasa lisan utama yang digunakan dalam komunikasi di negara Brunei Selain bahasa melayu, bahasa Inggris juga secara luas digunakan sebagai bahasa bisnis dan resmi dan dituturkan oleh mayoritas penduduk di brunei.
Bahasa Inggris digunakan dalam bisnis sebagai bahasa kerja dan sebagai bahasa pengantar dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Negara Brunei Darussalam adalah sebuah negara kesultanan atau kerajaan. Sistem pemerintahan negara ini mengadopsi sistem monarki yang bersendikan ajaran islam menurut golongan ahli sunnah wal jamaah.
Sementara sistem politik negara ini diatur oleh konstitusi dan tradisi nasional Kerajaan Islam melayu atau yang dalam falsafah negara dikenal dengan melayu Beraja, dimana ini memiliki 3 komponen utama yang meliputi, budaya melayu, agama islam dan kerangka politik di bawah sistem monarki.
Sebagai sebuah negara kesultanan, Brunei darussalam dipimpin oleh seorang sultan sebagai kepalanya negara dan kepala pemerintahan. Yang maha mulia paduka seri baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah atau sering juga disebut Sultan Hassanal Bolkiah Ibnu Omar Ali Saifuddin III, adalah sultan dan yang di-pertuan negara brunei darussalam saat ini. Naik tahta sebagai sultan sejak tahun 1967 dan kemudian sekaligus menjabat sebagai perdana menteri Brunei sejak kemerdekaan dari britania raya pada tahun 1984.
Sultan Hassanal Bolkiah adalah salah satu penguasa monarki absolut terakhir di dunia. Brunei Darussalam terkenal dengan kemakmurannya dan ketegasan dalam melaksanakan agama islam, baik dalam bidang pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat.
Negara ini memiliki indeks pembangunan manusia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah singapura, sehingga diklasifikasikan sebagai salah satu negara maju.
Menurut organisasi dana moneter internasional atau IMF, Negara Brunei Darussalam memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Sementara itu, majalah forbes menempatkan kesultanan brunei sebagai negara terkaya kelima dari 182 negara karena memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang luas.
Sejarah Brunei Darussalam
Para peneliti sejarah telah mempercayai terdapat sebuah kerajaan lain sebelum berdirinya kesultanan Brunei Darussalam saat ini, yang disebut orang Tiongkok sebagai po-ni.
Sementara penulis Arab sekitar tahun 800 masehi mencatat bahwa Kerajaan Muja, yang merupakan brunei tua, bersekutu dengan kerajaan mayd di Filipina, melawan Kekaisaran Cina yang mereka perangi. Catatan orang cina dan orang Arab menunjukkan bahwa kerajaan perdagangan kuno ini ada di muara Sungai Brunei pada awal abad ke-7 atau ke-8. Kerajaan itu memiliki wilayah yang cukup luas yang meliputi sabah, brunei dan sarawak yang berpusat di Brunei.
Kerajaan awal ini pernah ditaklukkan kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Sumatra pada awal abad ke-9 masehi dan seterusnya menguasai Borneo Utara dan gugusan Kepulauan Filipina. Kerajaan ini juga pernah menjadi wilayah taklukan atau vassal dari Kerajaan Majapahit yang berpusat di pulau Jawa pada sekitar abad ke-14.
Nama brunei sendiri tercantum dalam naskah Negarakertagama sebagai daerah bawahan Majapahit dengan nama Barune. Periode ini dikenal juga sebagai periode pra-islam, mengingat pengaruh ajaran Hindu-Budha yang masih dominan.
Kekuasaan Majapahit tidaklah lama karena setelah Raja Hayam Wuruk wafat, Brunei membebaskan diri dan kembali sebagai sebuah negeri yang merdeka dan pusat perdagangan penting.
Pada abad ke-15, kerajaan ini berubah menjadi negara Islam, ketika raja Brunei, menyatakan kemerdekaan dari majapahit dan masuk islam. Kerajaan Brunei pun kemudian berubah menjadi Kesultanan Brunei.
Agama Islam sendiri masuk ke Brunei dibawa oleh pendakwah Islam yang datang menyebarkan agama tersebut sambil berdagang.
Puncak kejayaan Kesultanan Brunei terjadi antara abad ke-15 hingga ke-17, dengan wilayah kekuasaannya yang membentang dari Kalimantan Utara hingga Filipina Selatan dan bahkan di Filipina Utara yang tergabung dalam akuisisi teritorial oleh Brunei.
Akuisisi wilayah ini sebagian dicapai melalui pernikahan kerajaan. Sejak sekitar abad ke-16, kesultanan Brunei sudah menjalin hubungan dengan bangsa Eropa.
Hubungan Brunei bervariasi dengan kekuatan Eropa yang berbeda di wilayah tersebut. Seperti hubungannya dengan Portugis yang cenderung lebih bersahabat, dikarenakan portugis lebih tertarik pada hubungan ekonomi dan perdagangan dengan kekuatan regional dan tidak banyak mengganggu perkembangan Brunei.
Berbanding terbalik hubungan dengan Spanyol yang lebih bermusuhan. Sejak tahun 1565, pasukan Spanyol dan Brunei terlibat dalam sejumlah pertempuran laut, dan pada tahun 1571 Spanyol yang mengirim ekspedisi dari Meksiko berhasil merebut Manila dari aristokrasi Brunei yang telah didirikan di sana.
Pada tahun 1578, Spanyol berhasil merebut wilayah Sulu dan pada bulan april menyerang dan merebut Brunei sendiri, setelah menuntut agar sultan menghentikan dakwah di Filipina, dan pada gilirannya, mengizinkan misionaris kristen aktif di kerajaannya.
Setelah mendapatkan perlawanan sengit dari Kesultanan Brunei dan pasukannya terserang wabah kolera, Spanyol memutuskan untuk meninggalkan Brunei dan kembali ke Manila pada 26 juni 1578. Selama abad ke-19, kekuatan kesultanan brunei mulai menurun.
Salah satu faktor yang menyebabkan kejatuhan kerajaan tersebut, bersumber dari pergolakan dalam yang disebabkan perebutan kuasa antara ahli waris kerajaan.
Selain itu melemahmya kekuatan Brunei juga disebabkan adanya pengaruh kuasa dari penjajah Eropa di rantau, yang menggugat corak perdagangan tradisi, serta memusnahkan asas ekonomi Brunei dan kesultanan Asia Tenggara yang lain.
Pada tahun 1839, petualang inggris James Brooke tiba di Kalimantan dan membantu sultan dalam memadamkan pemberontakan yang terjadi di kerajaan.
Sebagai imbalan, Brooke diberikan wilayah dan mengizinkannya untuk mendirikan Raj of Sarawak. Seiring waktu, Brooke dan penerusnya secara bertahap memperluas wilayah kekuasaan dibawah pemerintahannya. Tahun 1843, konflik terbuka antara brooke dan Sultan Brunei terjadi, yang berakhir dengan sultan mengakui kemerdekaan Sarawak.
Pemerintah Inggris sendiri telah campur tangan dalam urusan Brunei pada beberapa kesempatan. Pada juli 1846, Inggris menyerang Brunei pada karena konflik internal mengenai siapa sultan yang sah. Sultan Saifuddin II yang merupakan Sultan Brunei saat itu dipaksa menandatangani perjanjian untuk mengakhiri pendudukan Inggris atas Brunei.
Pada tahun yang sama, Sultan Saifuddin II menyerahkan wilayah Labuan kepada inggris di bawah perjanjian Labuan. Sedikit demi sedikit wilayah Brunei jatuh ke tangan inggris melalui perusahaan-perusahaan dagang dan pemerintahnya.
Pada tahun 1888, Brunei menjadi sebuah negeri di bawah perlindungan Kerajaan Inggris atau Britania dengan mengekalkan kedaulatan dalam negerinya, tetapi dengan urusan luar negeri tetap diawasi pemerintah Inggris.
Pada tahun 1906, dibawah perjanjian protektorat tambahan, Brunei lebih erat dikuasai oleh Inggris, ketika kekuasaan eksekutif dialihkan kepada seorang residen yang mengatur semua hal kecuali adat dan agama lokal.
Dimulai pada 16 desember 1941, Jepang menginvasi dan menduduki Brunei selama periode perang dunia II. Setelah kekalahan Jepang pada perang dunia II, sebuah pemerintahan baru dibentuk di Brunei di bawah administrasi militer Inggris yang ditugaskan untuk menghidupkan kembali ekonomi Brunei, yang rusak parah oleh Jepang selama pendudukan mereka.
Pada tahun 1959, sebuah konstitusi baru ditulis yang menyatakan Brunei sebagai negara yang memiliki pemerintahan sendiri, sementara urusan luar negeri, keamanan, dan pertahanannya tetap menjadi tanggung jawab Inggris.
Pada tanggal 7 Januari 1979, perjanjian lain ditandatangani antara Brunei dan Inggris. Perjanjian ini memberikan Brunei untuk mengambil alih tanggung jawab internasional sebagai negara merdeka.
Inggris setuju untuk membantu Brunei dalam masalah diplomatik. Dan pada bulan mei 1983, diumumkan oleh inggris bahwa tanggal kemerdekaan brunei adalah 1 januari 1984. Sesuai kesepakatan pada tanggal 1 januari 1984, Brunei darussalam menjadi negara merdeka dimana proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh sultan Hassanal Bolkiah.
Brunei secara resmi diterima di Perserikatan Bangsa Bbangsa pada 22 september 1984, menjadi anggota ke-159 organisasi tersebut. Itulah ringkasan sejarah tentang berdirinya negara brunei darussalam seperti yang kita kenal saat ini.
20 fakta tentang negara Brunei Darussalam.
Silsilah kesultanan Brunei didapatkan pada batu tarsilah yang menuliskan silsilah raja-raja Brunei yang dimulai dari Awang Alak Betatar, raja yang mula-mula memeluk agama Islam sekitar tahun 1368 yang kemudian dikenal juga sebagai sultan muhammad shah.
Menurut historiografi lokal, Kesultanan Brunei didirikan oleh Awang Alak Betatar. atau sultan muhammad shah yang memerintah sekitar tahun 1400-an. Disebutkan bahwa, Sultan Muhammad Shah dan rombongannya pindah dari wilayah Temburong dan kemudian tiba di muara Sungai Brunei dalam tujuannya mencari tempat untuk mendirikan negeri baru.
Menurut legenda, saat mendarat sang sultan berseru, “baru nah” yang secara luas diterjemahkan “di sana”. Kata ini kemudian berkembang menjadi Brunei. Sementara kata “Darussalam” sendiri diambil dari bahasa arab mengingat besarnya pengaruh islam di negara ini. Kata darussalam secara luas dapat diartikan sebagai tempat tinggal yang damai.
Menurut sejarahnya Brunei adalah salah satu negara tertua di antara kerajaan-kerajaan di tanah melayu. Keberadaan Brunei tua ini diperoleh berdasarkan kepada catatan Arab, China dan tradisi lisan.
Dalam catatan sejarah China, Brunei tua dikenal dengan nama po-li, po-lo, po-ni atau pu-ni dan bunlai. Sementara dalam catatan Arab negara ini dikenali dengan kerajaan Muja atau Musa dan Dzabaj atau Randj.
Desain bendera nasional Negara Brunei Darussalam berbentuk persegi panjang dengan warna dasar kuning dan dua garis sejajar, masing-masing berwarna putih di atas dan hitam di bawah, yang melintang dari sudut kiri atas ke arah sudut kanan bawah, dengan lambang negara berada di tengah-tengah bendera di atas kedua garis sejajar tersebut. Desain bendera ini mulai diperkenalkan pada 29 september 1959 semasa Brunei merupakan protektorat Britania Raya dan ditetapkan secara resmi saat brunei mencapai kemerdekaan pada 1 januari 1984.
Adapun makna yang terkandung pada desain bendera tersebut adalah. Latar belakang berwarna kuning pada bendera tersebut melambangkan Sultan Brunei, warna kuning sendiri secara tradisional diartikan sebagai warna tradisional. 2 garis berwarna putih dan hitam melambangkan menteri utama brunei.
Sementara makna dari elemen-elemen pada lambang nasional negara tersebut seperti bulan sabit melambangkan agama Islam, payung melambangkan monarki, di bawah payung adalah sayap yang melambangkan keadilan, kedamaian, kemakmuran dan keamanan. Dan lambang tangan di samping melambangkan kebajikan pemerintah. Pada bulan sabit terdapat motto dalam huruf arab, yang memiliki arti “senantiasa berkhidmat dengan panduan Allah” dan di bawah bulan sabit, tertulis “Negara Brunei Darussalam” juga dalam tulisan arab.
Mata uang resmi negara Brunei runei Darussalam adalah dollar brunei, mata uang ini secara internasional dikodekan dengan BND. Dollar Brunei dipatok dengan nilai yang sama dengan mata uang dollar Singapura, selain itu mata uang ini juga diterima sebagai alat transaksi di Singapura begitupun sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan perjanjian mata uang yang ditanda tangani oleh kedua negara tersebut pada tahun 1967. Jika kita konversi mata ini dengan mata uang negara kita, 1 dollar brunei memiliki nilai sekitar 10.691 rupiah.
Sebagai sebuah negara kecil, brunei dikaruniai oleh banyak sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk memajukan ekonomi negara. Kekayaan alam berupa minyak, gas alam, pasir silika, hutan dan sumber laut. Namun sejauh ini brunei darussalam baru mengekploitasi sumber daya minyak bumi dan gas. Disebutkan bahwa produksi minyak dan gas alam negara ini sekitar 90% dari PDB negara. Brunei Darussalam sendiri merupakan produsen minyak terbesar ke-3 di kawasan asia tenggara, dengan rata-rata sekitar 180.000 barel minyak diproduksi setiap hari.
Selain itu, Brunei Darussalam juga merupakan produsen gas alam cair terbesar kesembilan di dunia. Tidak hanya bergantung pada sumber daya alam yang nilainya fluktuatif, saat ini pemerintah Brunei mencoba melakukan diversifikasi sumber-sumber ekonomi lain melalui upaya peningkatan di bidang perdagangan dan Industri. Sejarah pertumbuhan ekonomi brunei dimulai pada sekitar tahun 1928, ketika sumber minyak bumi pertama kali ditemukan di wilayah negara ini. Dan penemuan inilah yang telah mengubah negara Brunei dari negara yang sebelumnya miskin menjadi negara yang kaya raya seperti saat ini.
Dengan pendapatan negara yang begitu besar, pemerintah negara ini melalui kebijakannya menanggung semua biaya pendidikan dan medis. Sehingga warga negara brunei dapat menikmati pendidikan dan pengobatan tanpa di pungut biaya.
Hasilnya, brunei menjadi salah satu negara dengan tingkat melek huruf tertinggi dengan presentase diperkirakan mencapai 97,2% dari populasi. Tidak heran jika kemudian negara ini memiliki nilai indeks pembangunan manusia tertinggi kedua di asia tenggara.
Sumber: YouTube