Telur Ayam Negeri Mencapai 40rb/Kg, Ini Cara Pemerintah Stabilkan Harga
Harga telur ayam negeri naik sangat tinggi sekali hingga Rp 38.000-40.000 per kilogram (kg). Harga itu merupakan kenaikan harga telur ayam di wilayah Indonesia Bagian Timur.
Sementara harga telur ayam di kawasan Jabodetabek juga naik, harganya kini di antara Rp 31.000-34.000 per kg.
Baca Juga:
6 Sebab Harga Telur Naik, Salah Satu Sebabnya Karena Persiapan Pemilu 2024
Penyebab kenaikan telur ayam negeri ini pertama tingginya biaya produksi yaitu pakan ternak.
Karena dua hal ini diharapkan agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik.
Faktor penyebab lain karena beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi atau beberapa elemen atau beberapa lembaga, atau perorangan sehingga supply di pasar terganggu
Baca Juga:
9 Toko Grosir Telur Yang Menjual Telur Murah Tetapi Tidak Murahan
Menurut pedagang harga telur ayam naik sejak sepekan terakhir dari Rp 23.000 menjadi Rp.34.000 per kilogram akibat pasokan berkurang sementara permintaan naik.
Dalam panel harga pangan milik Badan Pangan Nasional, harga rata-rata telur ayam negeri secara nasional di level Rp 30.080/kg.
Harga rata-rata telur ayam di DKI Jakarta tembus Rp 31.820/kg, tertinggi di Kabupaten Kepulauan Seribu mencapai Rp 33.000/kg.
Sementara yang lainnya seperti Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat harga telur naik Rp 32.000/kg.
Harga telur ayam mencapai Rp 40.000 di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kabupaten Rote Ndao. Kemudian harga telur ayam di Kota Bontang, Kalimantan Timur tembus Rp 41.000/kg, dan di Maluku harga telur ayam juga tembus Rp 40.000/kg.
Untuk menekan harga telur ayam negeri yang saat ini meningkat, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya yang dilakukan melalui program strategis seperti:
-Pelaksanaan bantuan pangan telur dan daging ayam
-Pemantauan pergerakan harga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota,
-Fasilitasi distribusi jagung ke daerah sentra peternakan untuk menjaga harga pakan.
hal ini dilakukan agar terwujud keseimbangan harga dari hulu hingga hilir sehingga menjaga keberlanjutan tumbuhnya ekosistem telur nasional.
Untuk mewujudkan keseimbangan tersebut pemerintah secara bertahap menjalankan berbagai program strategis:
-Seperti penyaluran bantuan telur dan daging ayam untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS), di mana program ini secara efektif menyerap telur dan daging ayam yang dihasilkan peternak mandiri dengan harga yang baik untuk disalurkan guna menurunkan angka stunting.
Saat ini pemerintah sedang menjalankan program bantuan untuk 1,4 juta KRS di 7 provinsi dengan memberikan telur ayam 1 pack dan 1 ekor daging ayam karkas bersama ID FOOD, Holding BUMN Pangan. Program ini akan berjalan selama tiga bulan. Mulai April sampai Juni 2023
Untuk memastikan dilakukannya langkah mitigasi yang cepat, Badan Pangan Nasional melalui aplikasi Panel Harga Pangan dengan enumerator yang tersebar di 514 kabupaten/kota, terus melakukan monitoring dan pemantauan pergerakan harga telur di seluruh provinsi dan kabupaten/kota setiap hari.
Pihak pemerintah dalam hal ini Badan Pangan Nasional akan memantau terus pergerakan harga telur ayam negeri setiap hari.
Apabila ada indikasi kenaikan harga baik di tingkat produsen dan konsumen kita lakukan intervensi.
Seperti saat harga di tingkat produsen jatuh Badan Pangan Nasional langsung minta BUMN Pangan menyerap dengan harga yang baik untuk kebutuhan bantuan pangan atau Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Apabila kondisi harga telur ayam negeri di produsen naik, kita cek jika masalahnya di harga pakan yang tinggi, kita upayakan untuk fasilitasi pendistribusian pangan komoditas jagung dari sentra produksi ke titik yang membutuhkan pasokan jagung untuk stabilkan harga pakan.
Saat ini Badan Pangan Nasional secara konsisten melakukan fasilitasi distribusi jagung dari Gapoktan di sentra produksi seperti NTB dan Sulawesi Selatan ke peternak pulau Jawa, seperti Blitar, Kendal, Solo Raya, dan Lampung. Sampai dengan saat ini telah dilakukan fasilitasi distribusi jagung sebanyak 4,4 juta kg.
Untuk menjaga keseimbangan harga telur ayam negeri maka upaya yang dilakukan harus menyeluruh, dari mulai memastikan stabilitas pasokan harga komoditas pakan di hulu hingga biaya logistik di hilir. Tentunya itu memerlukan sinergi dan kerja bersama.
Sumber: Detik