Rumah Adat Di Indonesia Yang Banyak Dikenal Masyarakat

Rumah Adat
Views: 299

Rumah adat di Indonesia menurut Indonesia.go.id, data dari BPS di tahun 2010 saja menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 300 kelompok etnis dan suku bangsa, di mana secara spesifik ada 1.340 suku bangsa di Indonesia.

Di antara beragam rumah adat tersebut, ada beberapa di antaranya yang paling paling banyak dikenal masyarakat Indonesia bahkan mancanegara.

Deretan rumah adat tersebut juga punya keunikan tersendiri yang membuatnya berbeda, satu dan yang lainnya.
1. Rumah Adat Baduy (Banten)

Suku Baduy Dalam Suku Baduy Dalam Foto: (Yogaku Puspita Rini Sagala/d’traveler)

Baca Juga:

Kebun Raya Bogor Perpaduan Tempat Wisata Alam Dan Musium

Rumah adat yang sering dilihat adalah rumah adat Baduy yang memiliki desain sederhana dengan bentuk dasar rumah panggung yang agak rendah.

Ketertarikan orang atas rumah suku di Banten adalah karena keunikan penggunaan batu kali sebagai komponen penyangga rumah. Batu kali berfungsi sebagai tumpuan tiang penyangga dan menahan tanah agar tak longsor.

Selain keunikan adanya batu kali, tiang penyangga rumah adat Baduy juga punya ketinggian yang berbeda-beda. Ketinggian yang berbeda-beda ini dimaksudkan untuk mengikuti kontur lahan.

Jadi, pada bagian tanah yang datar dan tinggi, tiang penyangganya cenderung lebih rendah dibandingkan pada bagian tanah yang konturnya miring.

2. Rumah Kebaya (DKI Jakarta)

Rumah adat Kebaya juga sering muncul di berbagai media seperti televisi.

Salah satu keunikan menonjol dari desain rumah kebaya adalah adanya pendopo atau teras, lengkap dengan meja dan kursi.

Bagian atap atau genteng dari rumah Kebaya ini juga jika kamu perhatikan, dibangun persis dengan bentuk pelana kuda. Bagian genteng ini pada umumnya terbuat dari genteng tanah atau anyaman daun kirai.

Kalau dari segi dindingnya sendiri, rumah Kebaya terbuat dari kayu nangka dan yang membuatnya mencolok adalah warna cat dindingnya yang cenderung cerah seperti warna kuning.

Selanjutnya, keunikan lain dari rumah adat Kebaya adalah desain pintu rumahnya yang disebut dengan pintu jalusi.

Pintu jalusi ini punya fitur di mana pintu dan jendelanya berukuran lebar dan lubang udaranya disusun secara horizontal.

3. Rumah Gadang (Sumatera Barat)

Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang. detikfoto/dikhy sasra Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang. detikfoto/dikhy sasra Foto: dikhy sasra

Jika melihat rumah Gadang, mungkin banyak orang berpikir rumah orang Minang bentuknya mirip dengan kapal atau perahu.

Keunikan paling menonjol dari rumah Gadang adalah bentuk atapnya yang seperti tanduk kerbau. Atap rumah Gadang ini biasanya terdiri dari empat atau enam buah dan lengkungan di area rumah depan juga menghadap ke depan.

Atap rumah Gadang ini dibuat dengan daun nipah (rumbio).

Sisi depan rumah Gadang ini merupakan area yang sangat penting karena di situlah tangga masuk menuju area dalam berada, sedangkan tangga di bagian ujung biasanya hanya untuk dapur.

Walau terbuat dari kayu, rumah Gadang dibangun dengan desain yang kokoh menahan gempa hingga di atas 8 skala richter. Uniknya lagi, persendian rumah Gadang tidak dibangun menggunakan paku, melainkan pasak sehingga sangat lentur.

Tiang-tiang rumah Gadang juga dipasang di atas batu sandi yang berfungsi menahan getaran gelombang dari tanah.

4. Rumah adat Honai (Papua)

Keberadaan rumah adat khas Papua tepatnya di Puncak Jaya terus dilestarikan. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga budaya masyarakat setempat. Keberadaan rumah adat khas Papua tepatnya di Puncak Jaya terus dilestarikan. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga budaya masyarakat setempat. Foto: Lamhot Aritonang

Berbeda dengan kebanyakan rumah adat di Indonesia yang strukturnya rumah panggung, rumah Honai memiliki lantai berupa tanah.

Rumah Honai sendiri sebenarnya terdiri dari dua lantai. Lantai pertama digunakan sebagai tempat beraktivitas seperti musyawarah, aktivitas malam hari, dan sebagainya. Sedangkan lantai dua sendiri punya alas papan dan digunakan sebagai tempat tidur.

Untuk menghubungkan lantai pertama dan kedua, rumah Honai menggunakan tangga kayu.

Walau terlihat kecil, rumah Honai sebetulnya dapat diisi hingga 5 sampai 10 orang. Hal ini dimaksudkan agar rumah Honai tetap hangat.

Selain dengan mengisi rumah dengan banyak orang, untuk menjaga rumah Honai tetap hangat, rumah adat ini juga tidak dilengkapi dengan jendela.

5. Rumah Joglo (Jawa Tengah)

Rumah arsitektur joglo Rumah arsitektur joglo Foto: detik

Konstruksi rumah Joglo yang berasal dari Jawa Tengah ini terdiri dari 16 bagian.

masing-masing bagian tersebut dinamakan molo, ander, geganja, pengeret, santen, sunduk, kili, pamidhangan, dhadha peksi, penitih, penangkur, emprit, kecer, dudur, elar, dan songgo-uwang.

Rumah Joglo sebetulnya juga terdiri dari dua jenis, yaitu rumah Joglo Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Keduanya punya bentuk yang mirip, terutama dari bentuk atapnya. Nama Joglo ini sendiri sebetulnya merujuk pada bentuk atapnya yang menyerupai bentuk gunung.

Dalam filosofi Jawa, gunung adalah tempat yang tinggi dan sakral.

6. Rumah Gapura Candi Bentar (Bali)

Keunikan paling menonjol dari Rumah Gapura Candi Bentar adalah struktur pintu masuknya atau gapuranya yang mirip candi.

Selain berukuran cukup besar, gapura dari rumah adat khas Bali ini juga mempunyai beberapa anak tangga di depannya.

Hal lain yang menjadi keunikan gapura tersebut adalah ketiadaan atap dan hanya ada dua bangunan candi di masing-masing sisi yang berhadapan.

Di bagian depan rumah Gapura Candi Bentar, ada bangunan suci yang biasnya digunakan sebagai tempat persembahyangan bernama Sanggah atau Pamerajan.

7. Rumah adat Tongkonan (Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan)

Desa Kete Kesu jadi salah satu destinasi wisata andalan Sulawesi Selatan. Di sana wisatawan salah satunya dapat melihat rumah adat suku Toraja. Penasaran? Desa Kete Kesu jadi salah satu destinasi wisata andalan Sulawesi Selatan. Di sana wisatawan salah satunya dapat melihat rumah adat suku Toraja. Penasaran? Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Rumah adat terkenal berikutnya adalah rumah Tongkonan yang pasti sudah tidak asing di mata siapapun.

Sisi paling unik dari rumah Tongkonan ini adalah bagian atapnya. Atap rumah Tongkonan mirip sekali dengan bentuk perahu sekaligus buritannya, tapi dalam posisi terbalik.

Secara tradisional, atap tersebut dibuat dengan bahan ijuk atau daun rumbia, walaupun kini banyai juga yang menggunakan seng.

Sama seperti rumah adat di Indonesia kebanyakan, rumah adat Tonkonan juga berbentuk rumah panggung.

Tiang-tiang penyangga rumah Tongkonan juga berbentuk bulat dan ditumpangkan pada batu besar yang dipahat berbentuk persegi.

8. Rumah Pewaris (Sulawesi Utara)

Sama seperti rumah adat di Indonesia pada umumnya, rumah Pewaris juga berbentuk rumah panggung.

Rumah Pewaris ini juga memiliki nama lain sebagai walewangko dan berasal dari Minahasa.

Secara arsitektur, rumah Pewaris terdiri dari ruang paling depan yang disebut dengan lesar, lalu ruang kedua yang disebut sekey, dan ruang tengah yang disebut pores.

9. Rumah Baileo (Maluku)

Rumah Baileo berbentuk rumah panggung dengan ditopang dengan kayu-kayu pendek yang terpasang ke dalam tanah.

Tiang-tiang dari rumah Baileo ini dibuat dari kayu kelapa dan hanya menyangga lantai rumah. Sementara itu, untuk atapnya sendiri, ditopang oleh tiang-tiang juga, namun ukurannya lebih kecil.

Keunikan lain dari rumah Baileo adalah, lantai-lantainya yang tidak disambung menggunakan paku.

Ketika diinjak, lantai rumah ini tidak menghasilkan bunyi karena papan lantainya dibangun dengan teknik kunci pada kerangka lantai.

10. Rumah Krong Bade (Aceh)

rumah adat aceh rumah adat aceh Foto: agus

Karena keterkaitan yang sangat erat dengan asal mula masuknya Islam ke Indonesia, desain rumah adat krong Bade juga menggambarkan adanya akulturasi budaya.

Krong Bade berarti juga Rumoh Aceh atau rumah Aceh.

Rumah Krong Bade mempunyai struktur rumah panggung dengan ketinggian tiang dari 2,5 sampai 3 meter dari permukaan tanah.

Sama seperti beberapa rumah adat di Indonesia, atap rumah Krong Bade terbuat dari daun rumbia atau daun enau yang dianyam.

Dengan struktur rumah panggung yang tinggi, rumah adat Krong Bade ini mempunyai ruang bawah di bagian bawahnya.

Ruang bawah ini sendiri digunakan sebagai tempat menyimpan bahan pangan dan tempat perempuan melakukan berbagai aktivitas.

Sebagian artikel Ditulis ulang berdasarkan Sumber: detikNews

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Avatar

Uskhal

Uskhal adalah Pemilik dan Penulis di website Thoyron.Com.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *