Setelah Bulan Ramadhan, Ada 5 Warisan Luhur Yang Perlu Dilestarikan

Bulan Ramadhan
Views: 325

Bulan Ramadhan telah berakhir, Alhamdulillah, kita telah menunaikan kewajiban berpuasa sebulan penuh dan kita tutup dengan mengeluarkan zakat fithrah serta mengagungkan Allah ta’ala dengan takbir dihari raya. Ingatlah… ‘Iedul fithri adalah hari raya kaum muslimin sebagai hadiah dari Allah ta’ala, untuk menggantikan hari raya-hari raya jahiliyah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْر
“Sesungguhnya Allah tabarakawata’ala telah menggantikan bagi kalian keduanya (hari raya jahiliyah itu) dengan dua hari raya yang lebih baik darinya. Yaitu hari raya Iedul fitri dan hari raya kurban.” (Shahih, HR. Ahmad).

Kini bulan Ramadhan sang tamu agung itu telah pergi, telah berlalu pula dengan segala keutamaannya. Berbahagialah mereka yang menyambutnya dengan segala kesungguhan hingga berharap pahala yang melimpah dari Allah ta’ala.

Kini Syawalpun sedang kita jalani ,Lalu harapan apakah yang hendak kita raih di bulan-bulan selanjutnya?

Baca Juga:

Hukum Waris Islam: Yang Dilupakan Dan Ditinggalkan

Tentunya kita tidak ingin nuansa bulan Ramadhan menjadi hilang begitu saja. Untuk itu, spirit Ramadhan mesti kita jaga dengan sebaik-baiknya.

Jangan sampai kita terlena kembali oleh hiruk-pikuk dunia sehingga melupakan apa yang sudah kita bangun dan kita upayakan selama ini.

Kita barang kali masih ingat bagaimana menyambut bulan Ramadhan dengan penuh antusias. Pada siang hari menahan lapar dan haus serta menjaga dari hal-hal buruk dll. Dimalam hari kita isi dengan sholatul lail, tadarus al-Qur’an, berdzikir dll.

Selama bulan Ramadhan kita begitu bersemangat beramal. Kita juga rela bangun pukul tiga dini hari untuk berdzikir kemudian makan sahur.

Apakah antusiasme dan keseriusan dalam melakukan ketaatan kepada Allah masih ada di bulan-bulan selanjutnya? Apakah akan menguap dan pudar begitu saja???

Bulan Ramadhan sekurang-kurangnya telah memberikan lima warisan penting yang perlu kita pegang dan amalkan dalam keseharian kita.

Pertama, Alquran. Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran. Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan teladannya. Mereka begitu rajin membaca Alquran hingga beberapa kali khatam. Kita juga di bulan Ramadhan melakukan tadarus setiap hari tidak seperti hari-hari biasanya.
Kebiasaan ini selayaknya dipertahankan di bulan-bulan selanjutnya. Sebagai pandangan hidup manusia, Alquran tidak hanya dibaca tetap juga diamalkan segala perintah serta larangan yang tertera di dalamnya

Baca Juga:

Pemanfaatan Harta Wakaf Untuk Perekonomi Umat

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَ قَا مُوا الصَّلٰوةَ وَاَ نْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَا رَةً لَّنْ تَبُوْرَ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,”
(QS. Fatir 35: Ayat 2)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

مَا كَا نَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّؤْتِيَهُ اللّٰهُ الْكِتٰبَ وَا لْحُكْمَ وَا لنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُوْلَ لِلنَّا سِ كُوْنُوْا عِبَا دًا لِّيْ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰـكِنْ كُوْنُوْا رَبَّا نِيّٖنَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُوْنَ الْكِتٰبَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُوْنَ
“Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan Kitab dan karena kamu mempelajarinya!””
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 79)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَتْلُوْنَهٗ حَقَّ تِلَاوَتِهٖ ۗ اُولٰٓئِكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
“Orang-orang yang telah Kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 121)

Kedua, shalat malam dan berdzikir. Pada bulan Ramadhan juga intensitas shalat begitu meningkat. Hal ini disebabkan semua amalan akan dilipatgandakan, sehingga memacu kita untuk melaksanakan shalat-shalat sunah dan dzikir-dzikir. Paling tidak kita melaksanakan shalat sunah Tarawih sebelas rakaat ataupun 13, 23 rakaat.

Selayaknya amalan shalat sunah itu tetap dilakukan di bulan-bulan selanjutnya sebagai tanda ketakwaan kita kepada Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَا فِلَةً لَّكَ ۖ عَسٰۤى اَنْ يَّبْعَـثَكَ رَبُّكَ مَقَا مًا مَّحْمُوْدًا
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 79)

Ketiga, dermawan. Pada bulan Ramadhan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam amatlah dermawan lebih dari hari-hari biasanya, kemudian kitapun mengikuti sunnahnya, mulai dari berinfak di jalan Allah, memberi iftar, hingga infak wajib yaitu zakat fitrah dll. Kebiasaan memberi ini sepatutnya terus dilestarikan di bulan-bulan berikutnya.

Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana dalam sebuah hadits:
‏إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

Keempat, mendekatkan diri kepada Allah secara intensif. Pada bulan Ramadan kita begitu intensif mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai cara, terlebih sepuluh hari terakhir yang didalamnya ada malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, dan kita sangat dianjurkan untuk menghidupkan malam-malam itu dengan ber‘itikaf. Oleh karenanya semangat mendekatkan diri, mencari rahmat dan ridho Allah sudah seharusnya dilanjutkan selepas ramadhan.

Kelima, keikhlasan, kesabaran dan semangat juang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya telah mencontohkan kepada kita bagaimana mengisi bulan ramadhan dengan berbagai macam aktifitas ketaatan kepada Allah. Mereka menjalankannya dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan semangat juang yang tinggi.

Hal itu terbukti dengan adanya dua peristiwa besar di bulan ramadhan yang sangat menentukan bagi kelangsungan kehidupan islam dan kaum muslimin kedepannya yaitu:
Perang badar: Saat fajar, tanggal 17 Ramadhan 2 H mereka sampai di lembah Badar, dan harus mendaki Bukit Aqanqal saat matahari terik, dengan bebatuan yang masih licin, karena sebelumnya hujan, ketika itu kondisi mereka sedang berpuasa sementara perbekalan perang yang mereka bawa sangatlah minim.

Apakah kendaraan perang , persenjataan dan perbekalan lainya termasuk jumlah pasukan[70 ekor unta, 3 kuda, 313 personil]. Disisi lain musuh yang harus dihadapi adalah orang-orang yang sudah terlatih, jumlahnyapun berlipat ganda[1000 personil] dengan perbekalan yang sangat lengkap.

Perang ini disebut Yaum al-Furqan, karena sangat menentukan siapa kelompok yang benar dan siapa kelompok yang salah[Islam ataukah kekeafiran]. Allahpun menolong kaum muslimin sebab keikhlasan , kesabaran dan semangat juang yang tinggi, dengan dibinasakannya gembong-gembong kekafiran dan sekaligus kemenangan yang fenomenal.

Diantara hikmah ditetapkannya momentum Ramadhan untuk berperang adalah agar pasukan kaum Muslim benar-benar menjadi orang yang sabar dan ikhlas bersandar hanya kepada Allah Ta’ala semata.

Fathu mekah(pembukaan mekah): Pada pertengahan bulan suci Ramadhan 8 H misi ini dimulai, dimana Kaum Muslim waktu itu sedang berpuasa dan harus menempuh perjalanan 420 km, dengan jalan kaki dan naik kendaraan secara bergantian, tak terkecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Akhirnya sebab pertolongan Allah pada tanggal 20 Ramadhan 8 H Kota Suci Makkah berhasil di buka, nyaris tanpa perlawanan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menancapkan benderanya di Makkah, sebagai tanda dikuasainya kota itu.

Dampakanya sangat luar biasa pada tahun 9 H, 70 delegasi dari seluruh Jazirah Arab pun menghadap Nabi SAW menyatakan ketundukannya kepada Negri Islam.

Itulah buah kesabaran dalam ketaatan.
Maka kesabaran dan semangat juang yang luar biasa dalam menjalankan perintah Allah inilah yang harus tetap dijaga dan dilanjutkan jangan sampai usang dimakan waktu, yaitu sampai datangnya pertolongan Allah Robul ‘Izzati.

Kelima hal di atas merupakan warisan berharga dari bulan Ramadhan yang mesti kita jaga dan amalkan terus-menerus dari bulan ke bulan hingga Ramadhan datang kembali di tahun berikutnya dan seterusnya.

Jika demikian, berarti kita telah mencapai derajat manusia yang bertakwa “in sya Allah. Sebab telah berhasil mengimplementasikan spirit Ramadhan di setiap bulannya. Dan bekal ketakwaan inilah yang sesungguhnya akan menolong kita kelak di hari pembalasan.
Wallâhu ‘alam bi ash-shawâb.

Pentingnya Bekal Ketakwaan
Dari segi bahasa”takwa” berasal daripada kata “wiqayah” bermakna “memelihara”. Maksudnya adalah memelihara hubungan baik dengan Allah SWT., memelihara diri daripada sesuatu yang dilarangNya. Melaksanakan segala perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.

Sungguh Ramadhan telah mendidik kita, melatih dengan semua ibadah yang diwajibkan dan disunnahkan menuju tangga-tangga ketakwaan kepada-Nya. Dengan puasa, qiyamullail, baca al-Qur’an dengan lafaz dan tadabbur… Sungguh semua amalan itu yang menuntun kita menuju garis hidup ketakwaan.

Bila sekarang ini, ada di antara kita yang bekerja atau berusaha dengan segala semangat dan pengorbanannya. Selalu memeras otak untuk berfikir bagaimana meraih penghasilan atau keuntungan, sehingga rela mengorbankan waktu dan tenaga.

Semoga bermanfaat, dan semoga Allah menjaga kita semua sampai akhir hayat dalam keadaan istiqomah di atas agama yang benar lagi lurus(hanif) dan berakhir dengan khusnul khatimah.

Aamiin ya Rabbul a’alamin, Wallâh a’lam bi ash-shawâb. Wa ma tawfiqi illa bilLah.

Kunjungi Facebook Thoyron

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Avatar

Uskhal

Uskhal adalah Pemilik dan Penulis di website Thoyron.Com.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *